Terletak di kawasan sejuk dan strategis di Jalan Raya Lembang, The Great Asia Africa bukan sekadar destinasi wisata tematik, melainkan contoh konkret penerapan master planning yang terintegrasi antara budaya, edukasi, dan ekowisata. Kawasan ini berhasil menggabungkan beragam elemen dari tujuh negara di dua benua dalam satu harmoni ruang yang tertata dan fungsional.

Konsep Ruang Multikultural yang Terencana

Dari perspektif perencanaan kawasan (master planning), The Great Asia Africa mengusung pendekatan zonasi tematik. Setiap zona mewakili negara atau budaya tertentu—seperti Jepang, Korea, India, Timur Tengah, Thailand, hingga negara-negara Afrika—yang dibangun dengan skala proporsional dan arsitektur khas. Hal ini bukan hanya mempermudah alur pengunjung, tetapi juga memberikan pengalaman ruang yang imersif dan edukatif.

Setiap zona memiliki tata letak yang mencerminkan nilai-nilai lokal dari negara asal, baik dari bentuk bangunan, pola jalur pedestrian, penggunaan tanaman hias, hingga pemilihan material bangunan yang menyerupai aslinya. Keterpaduan tersebut bukan hanya menghadirkan suasana autentik, tetapi juga menjadikan kawasan ini sebagai wahana pembelajaran budaya dunia dalam satu ruang.

Sirkulasi dan Alur Pengunjung

Dari sisi sirkulasi, The Great Asia Africa menerapkan pola loop circulation, di mana pengunjung diarahkan untuk mengikuti jalur melingkar dari satu zona ke zona lainnya tanpa harus kembali ke titik awal. Ini mengurangi kepadatan di titik-titik tertentu serta mendistribusikan arus kunjungan secara merata. Aksesibilitas pun diperhatikan dengan adanya jalur landai, tangga, dan area istirahat yang strategis, menjadikan tempat ini ramah keluarga dan inklusif.

Integrasi Lanskap dan Ruang Terbuka

Kawasan ini memaksimalkan potensi topografi Lembang yang berbukit untuk menghadirkan ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai viewing deck, area duduk santai, hingga ruang kuliner dengan pemandangan alam. Integrasi lanskap alam dengan zona budaya dirancang untuk mendukung kenyamanan mikroklimatik serta menambah daya tarik visual.

Vegetasi lokal ditanam berdampingan dengan vegetasi khas dari negara-negara yang direpresentasikan. Konsep ini memperkuat pendekatan ekologis sekaligus memperkaya pengalaman sensorik pengunjung.

Komersial dan Edukasi yang Berimbang

Meski berorientasi pada pariwisata dan ekonomi, kawasan ini juga memberikan porsi yang seimbang antara ruang komersial (kios, toko oleh-oleh, gerai makanan) dengan ruang edukasi seperti replika bangunan bersejarah, workshop budaya, hingga pertunjukan seni. Penempatan fasilitas-fasilitas ini dirancang berdasarkan prinsip kemudahan akses dan keterkaitan antar zona budaya.

 

Dukungan Infrastruktur dan Parkir

Dalam rencana makronya, kawasan ini menyediakan area parkir yang cukup luas di bagian bawah lereng. Pengunjung kemudian diarahkan naik melalui jalur bertahap atau kendaraan wisata internal. Ini menunjukkan bahwa perencanaan kawasan tidak hanya mempertimbangkan ruang dalam, tetapi juga bagaimana interaksi pengunjung dengan lingkungan sekitarnya sejak awal kedatangan.

The Great Asia Africa Lembang menjadi bukti bahwa perencanaan kawasan wisata tidak hanya berfokus pada estetika dan hiburan, tetapi juga pada strategi tata ruang yang efektif, inklusif, dan edukatif. Melalui pendekatan master planning yang matang, kawasan ini sukses menyajikan dunia dalam satu perjalanan—tanpa kehilangan konteks lokal dan keberlanjutan ruang.

 

Lokasi Layanan Kami

Bandung dan Jawa barat : Bandung Cimahi Sumedang Tasikmalaya Garut Subang Cianjur Sukabumi Ciamis Bogor Cirebon Karawang Cikampek

Jakarta dan Sekitarnya : Jakarta Tangerang Banten Bogor Depok Bekasi

Indonesia : Jawa Bali Timor Sumatra Kalimantan Sulawesi Maluku Papua Lombok Flores

Dengan pengalaman dalam menangani berbagai proyek di Jakarta dan Bandung, kami memahami karakter urban dan lingkungan alam di masing-masing kota, dan mampu meresponsnya dengan pendekatan desain yang kontekstual dan berkelas.

 

www.rytamautama.com

www.spacialandscape.com