Dinobatkannya Kota Bandung sebagai kota termacet di Indonesia menjadi sorotan nasional. Kemacetan yang semakin memburuk tidak hanya memperlambat mobilitas warga, tetapi juga berdampak pada produktivitas, kualitas udara, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Menyikapi hal ini, para perencana kota mulai mengusung pendekatan baru dalam pembangunan kawasan hunian: kawasan yang terkoneksi langsung dengan stasiun angkutan umum — mendorong warga untuk meninggalkan kendaraan pribadi.

Masterplan Berbasis Transportasi Publik
Konsep kawasan hunian baru ini mengacu pada prinsip Transit-Oriented Development (TOD), di mana hunian dirancang dalam jarak tempuh berjalan kaki dari simpul transportasi massal seperti stasiun KRL, LRT, BRT, dan halte angkot koridor. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan tempat tinggal yang tidak membutuhkan mobil untuk menjalani aktivitas sehari-hari.
Masterplan ini bukan sekadar soal kedekatan fisik, tapi juga integrasi fungsional. Dalam kawasan tersebut, penghuni dapat menemukan fasilitas pendidikan, perbelanjaan, kesehatan, hingga rekreasi dalam satu area terpusat yang terhubung langsung dengan transportasi umum.
Peluang di Tengah Tantangan Kota
Kawasan sekitar Stasiun Gedebage, Leuwipanjang, dan titik-titik transit LRT Bandung Raya menjadi lokasi potensial untuk pengembangan kawasan hunian berorientasi angkutan umum. Pemerintah Kota Bandung bekerja sama dengan pengembang dan otoritas transportasi tengah menyusun rencana untuk merancang kawasan baru yang tidak hanya efisien secara mobilitas, tetapi juga ramah lingkungan dan inklusif.
Alih-alih memperluas jalan dan menambah kapasitas kendaraan, fokus utama kini adalah menyediakan jalur pedestrian yang nyaman, jalur sepeda yang aman, serta integrasi tiket dan waktu tempuh yang sinkron antar moda.
Gaya Hidup Urban Tanpa Mobil
Konsep hunian yang berdekatan dengan stasiun mendorong perubahan gaya hidup masyarakat urban. Aktivitas harian seperti pergi ke kantor, sekolah, belanja, atau sekadar bersantai di taman bisa dilakukan tanpa menghidupkan mesin kendaraan pribadi. Hal ini secara langsung menurunkan jumlah kendaraan di jalan, mengurangi polusi, dan meningkatkan efisiensi waktu tempuh.
Di dalam kawasan, kendaraan pribadi dibatasi penggunaannya. Fasilitas parkir dibatasi dan diganti dengan ruang terbuka hijau, taman komunitas, serta area komersial skala kecil yang menyatu dengan fungsi hunian.
Bandung Menuju Kota Berkelanjutan
Penerapan masterplan kawasan hunian berbasis angkutan umum adalah langkah strategis jangka panjang. Kota Bandung, yang sebelumnya dikenal dengan kemacetannya, kini punya peluang untuk menjadi kota percontohan dalam pengembangan kawasan berkelanjutan.
Lokasi Layanan Kami
Bandung dan Jawa barat : Bandung Cimahi Sumedang Tasikmalaya Garut Subang Cianjur Sukabumi Ciamis Bogor Cirebon Karawang Cikampek
Jakarta dan Sekitarnya : Jakarta Tangerang Banten Bogor Depok Bekasi
Indonesia : Jawa Bali Timor Sumatra Kalimantan Sulawesi Maluku Papua Lombok Flores
Dengan pengalaman dalam menangani berbagai proyek di Jakarta dan Bandung, kami memahami karakter urban dan lingkungan alam di masing-masing kota, dan mampu meresponsnya dengan pendekatan desain yang kontekstual dan berkelas.
www.rytamautama.com
www.spacialandscape.com




