Terletak di kawasan Lembang yang sejuk, Kampung Gajah Wonderland pernah menjadi salah satu destinasi wisata keluarga terpopuler di Bandung. Meski kini sudah tidak beroperasi, desain lanskapnya yang sempat menjadi perhatian publik masih menyisakan pelajaran menarik dalam dunia penataan ruang terbuka dan landscaping tematik.
Mengusung Lanskap Tematik Bernuansa Fantasi
Kampung Gajah tidak hanya mengandalkan wahana bermain, tetapi juga menyuguhkan lanskap tematik yang menarik, memadukan elemen-elemen visual seperti miniatur rumah-rumah unik, jalur pedestrian berliku, dan taman-taman kecil yang menyatu dengan kontur alam. Area tersebut dirancang untuk memberikan pengalaman visual yang kaya dan mendukung imajinasi anak-anak.
Alih-alih menghadirkan taman datar konvensional, perancang lanskap Kampung Gajah memanfaatkan topografi berbukit khas Lembang untuk menciptakan level dan dinamika ruang yang bervariasi. Jalur pejalan kaki mengikuti kontur tanah alami, memberi kesan alami dan bersahabat bagi pengunjung yang ingin berjalan santai sambil menikmati pemandangan.
Vegetasi Tropis dan Ornamental Jadi Kunci Atmosfer
Penggunaan vegetasi tropis dan tanaman ornamental menjadi elemen penting yang memperkuat karakter kawasan. Di berbagai titik, terdapat penanaman tanaman berbunga warna-warni, seperti kana, bougenville, hingga bunga kertas, yang menjadi latar belakang menarik untuk spot foto pengunjung. Pepohonan rindang seperti ketapang kencana dan palem juga turut memberi keteduhan sekaligus membingkai area dengan estetika tropikal-modern.
Selain itu, beberapa area taman air dan air mancur kecil juga disusun sedemikian rupa untuk menciptakan kesan sejuk, relaksatif, dan edukatif, mendukung peran lanskap bukan hanya sebagai hiasan visual, tetapi juga sebagai elemen fungsional dan ekologis.
Kritik dan Peluang Revitalisasi
Meski menyuguhkan konsep yang menarik, Kampung Gajah juga pernah menuai kritik terkait pengelolaan area terbuka yang tidak optimal dalam jangka panjang. Seiring waktu, beberapa area taman tampak kurang terawat, dan drainase alami tidak dikelola secara maksimal, mengingat kawasan ini berada di dataran tinggi dengan potensi aliran air hujan yang tinggi.
Kini, dengan Kampung Gajah sudah tak lagi beroperasi, banyak yang melihat peluang untuk revitalisasi lanskap kawasan ini. Dengan pendekatan baru yang lebih berkelanjutan — seperti pengelolaan air hujan, penggunaan tanaman endemik, dan penerapan ruang terbuka hijau multifungsi — area bekas Kampung Gajah dapat dihidupkan kembali sebagai ruang publik atau taman tematik edukatif.
Catatan untuk Desain Lanskap Wisata Masa Depan
Kampung Gajah menyisakan pelajaran penting: bahwa desain lanskap dalam kawasan wisata harus mempertimbangkan estetika, fungsionalitas, ekologi, dan keberlanjutan. Tidak cukup hanya menghadirkan visual menarik, tetapi juga bagaimana lanskap tersebut mampu bertahan, beradaptasi, dan tetap relevan dalam jangka panjang.
Jika direvitalisasi dengan pendekatan lanskap yang lebih ekologis dan inklusif, bekas kawasan Kampung Gajah bisa menjadi contoh sukses transformasi kawasan rekreasi menjadi taman tematik edukatif modern. Bandung, sebagai kota kreatif, punya potensi besar untuk mewujudkannya.
Lokasi Layanan Kami
Bandung dan Jawa barat : Bandung Cimahi Sumedang Tasikmalaya Garut Subang Cianjur Sukabumi Ciamis Bogor Cirebon Karawang Cikampek
Jakarta dan Sekitarnya : Jakarta Tangerang Banten Bogor Depok Bekasi
Indonesia : Jawa Bali Timor Sumatra Kalimantan Sulawesi Maluku Papua Lombok Flores
Dengan pengalaman dalam menangani berbagai proyek di Jakarta dan Bandung, kami memahami karakter urban dan lingkungan alam di masing-masing kota, dan mampu meresponsnya dengan pendekatan desain yang kontekstual dan berkelas.
www.rytamautama.com
www.spacialandscape.com