Dalam beberapa tahun terakhir, tren wisata alam dan aktivitas outdoor seperti camping, hiking, dan glamping semakin meningkat. Gaya hidup yang lebih dekat dengan alam dan keinginan untuk berlibur dengan cara sederhana namun bermakna, membuat bisnis rental tenda dan alat-alat camping menjadi peluang yang menjanjikan. Namun, sebelum memulai, penting untuk melakukan studi kelayakan bisnis agar investasi yang dilakukan dapat memberikan hasil maksimal.

1. Analisis Pasar

a. Tren dan Potensi Pasar

Meningkatnya minat masyarakat terhadap kegiatan alam terbuka, terutama setelah pandemi, mendorong permintaan terhadap peralatan camping yang lengkap namun praktis. Tidak semua orang ingin membeli perlengkapan camping karena biaya tinggi dan frekuensi penggunaan yang rendah — inilah celah bagi bisnis rental.

b. Target Pasar

  • Pecinta alam dan komunitas outdoor

  • Keluarga dan pasangan muda yang mencari pengalaman glamping

  • Event organizer untuk kegiatan outing atau gathering

  • Sekolah dan universitas yang mengadakan kegiatan alam

Dengan target pasar yang luas, potensi pertumbuhan bisnis ini cukup tinggi terutama di daerah wisata pegunungan, pantai, atau taman nasional.

2. Analisis Teknis

a. Lokasi Usaha

Lokasi ideal untuk bisnis rental tenda adalah area dengan akses mudah ke destinasi wisata alam, seperti daerah Puncak, Bandung, Malang, Lombok, atau Bali.
Jika berbasis online, bisnis dapat menjangkau lebih banyak pelanggan dengan sistem delivery dan pick-up gear.

b. Kebutuhan Peralatan

Perlengkapan utama yang dibutuhkan antara lain:

  • Tenda berbagai ukuran (2–10 orang)

  • Sleeping bag, matras, dan tikar

  • Kompor portable, alat masak, dan peralatan makan

  • Lampu camping, kursi lipat, meja portable, dan flysheet

Kualitas alat harus kuat dan tahan cuaca, dengan perawatan rutin untuk menjaga kebersihan dan daya pakai.

3. Analisis Finansial

a. Estimasi Modal Awal

  • Pembelian alat-alat camping: Rp 30–50 juta

  • Biaya promosi dan website: Rp 5 juta

  • Biaya operasional awal (sewa tempat, transportasi, pegawai): Rp 10 juta
    Total estimasi awal: sekitar Rp 45–65 juta

b. Proyeksi Pendapatan

Jika harga sewa tenda 4 orang berkisar Rp 100.000–150.000 per malam, dan alat lain disewakan secara paket, bisnis ini berpotensi menghasilkan Rp 10–20 juta per bulan, tergantung volume sewa dan musim liburan.

c. Analisis BEP (Break Even Point)

Dengan asumsi margin keuntungan bersih 30%, bisnis dapat mencapai titik impas dalam 8–12 bulan, tergantung strategi promosi dan frekuensi pemakaian alat.

4. Analisis Manajemen dan Operasional

Bisnis ini memerlukan sistem manajemen yang efisien, meliputi:

  • Pemesanan online dan inventaris digital

  • Sistem deposit dan asuransi barang untuk menghindari kerusakan atau kehilangan

  • Perawatan dan pembersihan alat setiap selesai digunakan

  • Layanan antar-jemput peralatan untuk meningkatkan kenyamanan pelanggan

Karyawan minimal meliputi 1–2 staf operasional dan 1 admin pemasaran digital.

5. Analisis Risiko

Beberapa risiko yang perlu diantisipasi:

  • Kerusakan alat akibat penggunaan yang tidak hati-hati

  • Musim hujan atau cuaca ekstrem yang menurunkan permintaan

  • Persaingan harga dari penyedia rental serupa
    Solusi: buat sistem deposit, jadwal maintenance berkala, dan diferensiasi layanan seperti paket glamping experience atau event outdoor setup.

6. Strategi Promosi

Promosi bisa dilakukan melalui:

  • Media sosial (Instagram, TikTok, Facebook) dengan konten foto-foto alam dan tips camping

  • Kerjasama dengan komunitas outdoor atau influencer traveling

  • Sistem membership dan promo musiman untuk pelanggan loyal

  • Website dengan fitur pemesanan online dan katalog alat lengkap

Berdasarkan analisis di atas, bisnis rental tenda dan alat-alat camping dinilai layak untuk dijalankan, terutama di wilayah dengan potensi wisata alam tinggi. Dengan manajemen yang baik, pelayanan profesional, dan strategi pemasaran yang efektif, bisnis ini tidak hanya menguntungkan tetapi juga mendukung gaya hidup berkelanjutan yang ramah lingkungan.

Lokasi Layanan Kami

Bandung dan Jawa barat : Bandung Cimahi Sumedang Tasikmalaya Garut Subang Cianjur Sukabumi Ciamis Bogor Cirebon Karawang Cikampek

Jakarta dan Sekitarnya : Jakarta Tangerang Banten Bogor Depok Bekasi

Indonesia : Jawa Bali Timor Sumatra Kalimantan Sulawesi Maluku Papua Lombok Flores

Dengan pengalaman dalam menangani berbagai proyek di Jakarta dan Bandung, kami memahami karakter urban dan lingkungan alam di masing-masing kota, dan mampu meresponsnya dengan pendekatan desain yang kontekstual dan berkelas.

 

www.rytamautama.com